Mudik Nyaman Bersama Exora

Mudik merupakan ritual tahunan yang dilakukan banyak orang di Indonesia untuk pulang ke kampung halaman disaat menjelang Hari Raya Idul Fitri, segala cara, daya dan upaya orang lakukan untuk bisa mudik ke kampung halaman. Transportasi yang digunakan pun beragam…mulai dari pesawat, kapal laut, kereta api, bus, mobil maupun motor. Saya pribadi memilih untuk mudik tahun ini menuju Ciamis – Jawa Barat menggunakan kendaraan pribadi, selain lebih hemat biaya dan juga tidak perlu berdesakan dengan mudikers lain, kendaraan yang saya gunakan adalah Mobil MPV produksi Proton, yaitu Exora Executive.

Sekilas mengenai Proton Exora Executive yang saya gunakan, mobil ini terbilang cukup ekonomis namun eksklusif setidaknya menurut saya pribadi, dengan harga yang cukup bersaing dikelasnya, Exora memberikan fitur keamanan dan kenyamanan yang lebih baik dari mobil-mobil dengan harga yang tidak jauh berbeda. Fitur ABS (Anti Lock Braking System), EBD (Electronic Brake Distribution) dan Handling Systemnya yang di rancang oleh Lotus sudah tertanam pada Exora, Kabin yang luas juga menjadi nilai tambah pada MPV “bongsor” ini.

Jumat malam, 17 Agustus 2012, saat melihat barang bawaan yang telah dipacking, sempat ragu apakah semua barang ini bisa terangkut kedalam mobil dengan jumlah orang 5 orang dewasa dan 2 anak saya yang berumur 3 tahun dan 1 tahun. Strategi yang dilakukan adalah melipat kursi baris ketiga untuk dijadikan bagasi yang luas…..Alhamdulillah setelah diatur sana-sini akhirnya semua barang berhasil masuk bagasi Exora serta tanpa menghalangi pandangan ke kaca belakang….5 tas travel ukuran besar, kardus makanan dan kursi roda semua masuk bagasi….kursi roda???….ya….kursi roda….karena saya mudik bersama mertua saya yang terkadang membutuhkan kursi roda untuk berpindah tempat.

ImageSabtu, 18 Agustus 2012, setelah makan sahur dan solat subuh kami bersiap untuk berangkat disaat hari masih pagi dengan harapan tidak akan bertemu macet yang sangat parah. Jam 7 pagi kami sudah berangkat meninggalkan rumah menuju Bekasi Barat, mampir SPBU Shell untuk isi full tank Shell Super, total 380ribu sekitar 39 liter. Setelah memasuki Tol Bekasi Barat Exo bisa saya ajak berlari 120 km/jam tanpa goyang dan pastinya tidak terasa seperti “ngebut” J hingga akhirnya harus merayap saat memasuki KM56 karena lalu lintas mulai padat, lepas exit Sadang kembali lancar dan jalan tol yang berliku, menanjak dan menurun khas Cipularang pun berhasil dilalui tanpa hambatan berarti hingga keluar tol di Cileunyi, menjelang Rancaekek lalu lintas kembali padat dan saya memutuskan untuk mengambil jalur alternative Cijapati tembus di Kadungora – Garut untuk menghindari Nagrek. Jalur Cijapati yang kecil berliku dengan turunan dan tanjakan yang sangat curam bisa dilalui tanpa hambatan, sesekali memindahkan tuas persneling dari D ke 3 atau 2 untuk akselerasi menanjak maupun “efek engine” break saat turunan curam. Memasuki Kadungora hingga Leles terjebak kemacetan yang lumayan lama tak bergerak hingga hampir 1 jam, luasnya kabin dan dinginnya hembusan udara AC membuat kami merasa nyaman meski terjebak macet cukup lama, bahkan anak saya yang berumur 3 tahun masih sempat bermain mobil-mobilan kecilnya sambil duduk di ruang kaki kursi baris kedua.

Memasuki jalur Garut – Singaparna lalu lintas relative lancar tanpa macet diiringi gema takbir disepanjang jalan, melintasi jalan yang berliku di daerah Salawu dan Wanaraja di malam hari dan sampai akhirnya memasuki kota Singaparna dan Tasikmalaya yang cukup ramai. Setelah perjalanan yang cukup lama akhirnya kami tiba di kota Ciamis (kampung halaman) jam 9 malam….14 jam perjalanan….2 kali lebih lama dari waktu tempuh dalam kondisi normal. Indikator bensin menyisakan 3 bar dengan AFC (Average Fuel Consumption) menunjukkan 11.7/100km artinya 1 liter bensin digunakan untuk sekitar 8.5km…”not bad” bagi saya untuk kondisi macet parah seperti perjalanan tadi, jika lancar mungkin bisa lebih kecil perbandingan AFC nya.

Kamis, 23 Agustus 2012, kami melakukan perjalanan ke kota Bandung sebelum kembali ke Bekasi esok harinya. Sempat kembali mengisi bensin Full ketika Lebaran kedua. Rute yang saya ambil sama seperti ketika berangkat, Ciamis-Tasikmalaya-Singaparna-Garut-Bandung, rute ini dipilih untuk menghindari macet parah yang terjadi beberapa hari terakhir saat lebaran sepanjang Malangbong hingga Nagrek. Dalam perjalanan pulang tidak mengalami hambatan berarti karena kondisi jalan lancar dan hanya sekali terjebak padatnya kendaraan menjelang Nagrek, di jalur Lingkar Nagrek akselerasi exora terbilang cukup bertenaga, ketika mobil lain melambat ketika menanjak, exora yang saya gunakan justru menambah kecepatan. Memasuki Bandung sudah tidak lagi menemukan kemacetan karena sudah masuk ruas tol dan keluar di Buah Batu. Esok hari pun jalur yang dilintasi hanya Tol Cipularang dan tentunya dalam kondisi lancar sehingga Exora saya bisa diajak berlari hingga 130 km/jam bahkan rasanya masih bisa lebih jika tidak ada “alarm” dari istri, hehehehe…..Exora sangat stabil ketika dibawa dalam kecepatan tinggi. Berikut panel indicator sebelum meninggalkan Bandung

ImageMenurut saya, secara keseluruhan Exora adalah mobil yang nyaman, kabin yang luas maupun fitur yang diberikan. Dengan mesin 1600cc dengan body besar, tidak juga dikatakan boros jika konsumsi rata-rata bensin (AFC) yang pernah saya alami untuk digunakan didalam kota 1:7-8 (macet) dan diluar kota 1:10-12 dalam kondisi normal dengan transmisi otomatis.

This entry was posted in Mobil. Bookmark the permalink.

Leave a comment